4 Cara Mendekati Seseorang yang Baru Putus

Februari 23, 2020
Tentulah bingung ketika Anda merasa cocok dengan seorang wanita atau pria tapi seseorang yang dimaksud baru saja putus cinta. Letak kebingungannya adalah antara keinginan untuk menghapus air matanya tapi takut jika saja si dia masih berharap pada masa lalunya tersebut. Sungguh tidak mengenakkan kalau dia salah memanggil nama Anda dengan memanggil nama mantannya. Anda juga ragu kalau-kalau Anda hanya dijadikan tempat “pelarian”. Kondisi emosionalnya yang masih labil dapat menjadi keuntungan bagi Anda namun dapat juga menjadi kerugian. Posisi Anda di hatinya tentu labil juga. Lakukan cara berikut saat mendekati seseorang yang baru putus cinta.

https://www.why-com.com/2020/02/4-cara-mendekati-seseorang-yang-baru-putus.html

1. Tak Peduli dengan Masa Lalunya

Anda harus menunjukkan sikap tidak peduli terhadap hubungannya dengan sang mantan. Perlakukan dia sewajarnya. Dia sedang jomblo, perlakukan dia sebagai seseorang yang sedang sendiri. Menerima dia apa adanya dan siap memulai hari ini dan masa depan yang masih suci bagi kalian berdua. Tunjukkan hal-hal positif dan optimisme padanya. Itu akan membuatnya perlahan berpindah fokus kepada Anda.

2. Analisa Masa Lalunya

Ketidakpedulian Anda hanya untuk mencegah ingatan dan emosinya terkuras pada masa lalunya. Bukan berarti Anda betul-betul membutakan mata dan meliburkan analisa pikiran Anda terhadap masa lalunya. Hal ini bertujuan sebagai bahan pertimbangan jika Anda benar-benar ingin merajut hubungan yang serius dengannya. Selain mempelajari apa-apa yang tidak disukainya hingga membuatnya putus, Anda juga dapat mempelejari apa-apa yang disukai dari masa lalunya tersebut. Menjadi “tong sampah” curahan hatinya bukanlah solusi. Gali dan carilah dengan sikap sewajarnya. Jika Anda berlebihan, itu akan membuat Anda naik pitam dan larut dalam kecemburuan.

3. Jangan Besar Harapan

Dalam kondisinya yang labil karena baru putus, apapun yang diucapkannya, mustahil bagi Anda untuk mendapatkan posisi yang stabil di hatinya. Jangan besar harapan dulu, semanis apapun janjinya. Santai saja dan jangan buru-buru. Itu adalah langkah aman untuk melindungi hati Anda dari kekecewaan. Seiba apapun Anda padanya saat mendengar ceritanya, jangan berusaha menjadi pahlawan. Bantulah sewajarnya. Selebihnya, biarkan dia sendiri menyelesaikan masalah masa lalunya. Apalagi kalau Anda belum menjadi siapa-siapa baginya.

4. Jadilah Lebih Unggul dari Mantannya

Hal yang bisa Anda kembangkan, kembangkanlah. Tapi jangan paksakan sesuatu yang tidak bisa dipaksakan. Dalam masa berkabung, dia akan membanding-bandingkan Anda dengan mantannya. Ini wajar ! Siapa pula yang ingin mendapatkan hasil yang lebih buruk dari hari kemarin. Kekonyolan setitik saja, akan membuat dia berpikir bahwa mantannyalah orang terbaik yang pernah dia kenal. Dan ini berbahaya bagi Anda. Pilihannya ada dua; Anda hanya bisa menjadi sekadar teman baik saja atau dia kembali ke pelukan mantannya. Maka, terampillah mengembangkan diri.

Intinya, Anda harus memberikan kebahagiaan yang lebih dari mantannya. Fokus Anda adalah untuk perbaikan diri sendiri, bukan untuk terlihat baik di depannya. Bersama atau tidaknya Anda dengan dia tidak akan mengurangi perbaikan diri Anda. Seorang bijak tentu tahu kapan harus mengakhiri sesuatu. Selamat memperbaiki diri!

Artikel Terkait

Previous
Next Post »