Mengapa Mesti ‘Sexy’ dan ‘Lendir’ untuk Menjaring Trafik?

Januari 19, 2020
Bila kita berkunjung ke situs portal berita Indonesia seperti lintasberita atau infogue, hampir dipastikan kebanyakan tulisan populer dengan hits yang mencapai ratusan atau bahkan ribuan berasal dari tulisan ber-tema-kan sex, baik itu yang vulgar (lendir) ataupun yang menjurus ke arah vulgar (sexy woman).

Mengapa Mesti ‘Sexy’ dan ‘Lendir’ untuk Menjaring Trafik

Topik tentang sex memang tidak akan ada matinya, selama manusia masih ada di muka bumi ini. Oleh karena itulah banyak narablog memilih topik sex dan lendir sebagai jurus ampuh untuk menjaring pengunjung. Tujuannya jelas, Monetasi!

Antara trafik pengunjung dan Norma agama

Saya tidak munafik. Sebagai laki-laki, tentu saja saya menyukai wanita baik luar dan dalamnya. Sebagai seorang narablog, saya pun terkadang mendambakan limpahan pengunjung agar blog saya dapat dimonetasi dengan baik. Namun ada satu hal yang membatasi saya untuk menjadikan topik ‘sex’ dan ‘lendir’ sebagai menu dalam menjaring trafik pengunjung, yakni aturan norma dan agama.

Sebagai seorang muslim, ajaran agama yang saya anut melarang saya untuk mendekati zina. Dan salah satu sarana mendekati zina adalah melihat aurat lawan jenis yang bukan merupakan mahramnya. Please, jangan hakimi saya sebagai seorang extremist, hanya karena saya ingin taat terhadap ajaran agama yang saya anut.

Permasalahan yang membuat saya prihatin adalah banyaknya narablog yang turut serta menyebarkan sarana pendekatan zina tersebut, dengan memposting konten-konten bertemakan sex, wanita sexy berbaju minim, download video porno, dan lain sebagainya. Dan tidak sedikit orang yang terbius karenanya.

Mungkin akan ada sanggahan, “Kalau tidak suka ya jangan dilihat!“. Owh, please, perkataan itu seperti halnya seorang wanita tuna susila yang berjalan bertelanjang dada di jalan sambil berkata “Kalau tidak mau dosa ya jangan lihat!“.

Pesan Moral

Apakah anda seorang muslim? Bila iya, siapkah anda dimintai pertanggung-jawaban di akhirat nanti terkait konten/posting yang anda tulis? Siapkah anda dituding oleh korban-korban yang terbius karena posting anda di akhirat nanti sebagai penyebar dosa?

Apakah anda seorang ayah yang mempunyai anak? Mungkin saat ini anak anda masih kecil, masih belum mengerti apa itu sex, apa itu wanita sexy berpakaian minim, dan apa itu video porno. Pernahkah anda membayangkan anak anda kelak turut “menikmati” jerih payah anda menyebarkan konten “lendir” tersebut? Bagaimana bila ternyata anak anda yang menjadi korbannya?

Atau mungkin anda mengabaikan pesan moral ini? Percayalah, hari esok akan selalu ada bagi anda untuk membenahi diri. Selagi nyawa belum berada di tenggorokan, dan selagi matahari belum terbit dari arah barat, pintu taubat akan selalu terbuka.

Maaf, tulisan ini tidak bermaksud menyerang narablog secara khusus. Tulisan ini saya tujukan sebagai pengingat diri saya, bila suatu saat saya tergoda untuk mengakses konten “lendir” ataupun tergoda untuk menyebarkannya DEMI TRAFIK. Ah, saya tidak ingin menjadikan tulisan ini berada di kategori kritik blogger. Cukuplah hanya sebagai pengingat, bahwasanya saya bukanlah individu yang sempurna.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »