Berhenti Ngeblog? Sah-Sah Saja, Lakukanlah!

Januari 19, 2020
Telah saya jumpai beberapa narablog yang memutuskan untuk menutup blognya. Alasan dibalik penutupan blog mereka bermacam-macam, baik karena sibuk pada pekerjaan offline-nya, ingin fokus ke study (pendidikan), mendapat masalah terkait keberadaannya di ranah maya, maupun isinya yang dirasa tidak bermutu.

Berhenti ngeblog? Lakukanlah / Jangan Lakukan

Penutupan blog yang saya jelaskan di sini adalah berhenti dalam melakukan aktifitas ngeblog selamanya, atau selama waktu yang tidak bisa ditentukan. Jadi berbeda antara menutup blog dengan HIATUS. Menutup blog adalah berhenti dari aktifitas ngeblog, sedangkan HIATUS adalah berhenti dari aktifitas menulis untuk sementara waktu.

Beberapa narablog (yang saya kenal) yang memutuskan untuk menutup blognya adalah Anis Fahrunisa, dan Gus Ikhwan. Tak jarang, saya mendapati blog yang telah lama ditinggal oleh si empu tanpa alasan yang jelas. Mungkin bisa dikatakan blog tersebut telah ditutup, hanya saja tanpa adanya keterangan blog telah ditutup.

Mas Anis memutuskan menutup jabarview.com karena tidak ingin aktifitas ngeblognya menjadi penghambat pekerjaan offline beliau, disamping alasan study yang harus diselesaikan. Gus ikhwan melalui postingan terakhirnya yang berjudul Blog ini Sudah saya Tutup, menjelaskan bahwa keputusannya menutup mxwan.web.id adalah karena ia ingin fokus memperdalam ilmu Agama-nya.

Dahulu, saya pun pernah memutuskan untuk berhenti ngeblog selamanya. Saat itu ada beberapa pertimbangan terkait masalah yang menimpa saya. Beberapa rekan narablog yang sangat perhatian terus menyemangati saya agar tetap eksis di blogosphere. Alhamdulillah, saya akhirnya memutuskan untuk eksis kembali.

Berhenti ngeblog? Lakukanlah / Jangan Lakukan

Jika kita perhatikan, banyak orang menyayangkan ketika seseorang memutuskan untuk berhenti ngeblog. Pertanyaannya, “Memangnya kenapa kalau berhenti ngeblog?“.

Saya terkadang mendukung niat seseorang untuk berhenti ngeblog, namun di kasus lain, saya teramat menyayangkan keputusan tersebut. Kedua sikap ini tergantung dari niat atau motif seorang narablog untuk berhenti ngeblog.

Seorang narablog yang memutuskan menutup blognya karena ingin melanjutkan studinya, perlu kita dukung, terlebih aktifitas ngeblog baginya adalah kebutuhan tersier saja. Jangan sampai aktifitas ngeblog yang notabene merupakan hobi semata mengganggu aktifitas lainnya yang lebih penting.

Lain halnya bla seorang narablog memutuskan untuk berhenti ngeblog hanya karena ia sedang mengalami masalah dengan narablog lain. Masalah kita dengan orang lain memang terbukti dapat mengendorkan semangat ngeblog. Biasanya permasalahan itu muncul karena beberapa sebab, antara lain:

  • Pertengkaran antar narablog.
  • Perang dingin. Apa itu perang dingin?
  • Dikecewakan oleh orang lain terkait posting yang ia tulis.
  • Pembunuhan karakter oleh narablog lain.

Saya pribadi teramat menyayangkan bila ada orang yang berhenti ngeblog hanya karena masalah di atas. Pada kasus ini, saya justru ingin memberikan dukungan pada sang narablog agar ia tak patah semangat ketika masalah melandanya.

So, bagi mas Anis maupun Gus Ikhwan, bila alasan anda berdua berhenti ngeblog karena ingin fokus melanjutkan studi, maka saya benar-benar mendukungnya. Saya mengakui bahwa aktifitas ngeblog sering menjadikan kita lalai dengan urusan yang lebih penting lainnya. Maka dari itu, lanjutkan usaha anda dalam menuntut ilmu, tinggalkanlah blog bila memang ia melalaikanmu.

Khusus untuk Gus Ikhwan, bila keputusan anda berhenti ngeblog hanya karena bermasalah dengan narablog lain, ataupun dikecewakan dengan pihak lain, sebaiknya anda perlu mengurungkan niat itu, karena bagaimanapun setiap orang tak luput dari masalah. Semoga dengan bertambahnya umur, kita dapat menjadi pribadi yang dewasa, serta bijak dalam mengambil keputusan.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »